Gambar (1.1)
Puncak menara gaya Art Deco pada Bangunan Chrysler, dibangun 1928-1930
Puncak menara gaya Art Deco pada Bangunan Chrysler, dibangun 1928-1930
Nama art deco diperoleh dari Exposition Internationale des Arts Décoratifs et Industriels Modernes, meskipun demikian istilahnya tidak digunakan sampai akhir 1960. Art Deco dipengaruhi oleh banyak kultur berbeda, terutama pada masa pra-perang dunia I di Eropa. Pergerakan terjadi pada waktu yang sama, dan sebagai tanggapan untuk kemajuan teknologi dan perkembangan sisoal dari awal abad 20.
Kata Art Deco termasuk terminologi yang baru pada saat itu, diperkenalkan pertama kali pada tahun 1966 dalam sebuah katalog yang diterbitkan oleh Musée des Arts Decoratifs di Paris yang pada saat itu sedang mengadakan pameran dengan tema “Les Années 25”. Pameran itu bertujuan meninjau kembali pameran internasional “l’Expositioan Internationale des Arts Décoratifs et Industriels Modernes” yang diselenggarakan pada tahun 1925 di Paris. Sejak saat itu nama Art Deco dipakai untuk menamai seni yang saat itu sedang populer dan modern. Munculnya terminologi itu pada beberapa artikel semakin membuat nama Art Deco eksis. Art Deco semakin mendapat tempat dalam dunia seni dengan dipublikasikannya buku “Art Deco” karangan Bevis Hillier di Amerika pada tahun 1969.
Istilah Art Deco berkembang sepanjang penampilannya pada tahun 1925 tetapi tidak menerima pemakaian lebih luas sampai tahun 1960. gaya art deco diangap sebagai gaya yang berwawasan luas tentang pandangan dekorasi modern yang dipengaruhi oleh berbagai macam sumber, contohnya :
• Awal pekerjaan arsitek Wiener Werkstätte; disain industri fungsional, dengan akar pada akhir abad ke sembilan belas.
• Seni “primitif” Afrika, Mesir, atau Aztec Mexico, sebagian didesain dengan gaya berbentuk kubus.
• Awal pekerjaan dan pikiran dari Weimar Bauhaus menyangkut tahap penunjukkan dirinya di dalamnya.
• Pahatan dan keramik gaya Yunani jaman kuno perancangan semakin sedikit mendekati " periode kuno"
• Bentuk fractionated, kristal dari dekoratif kubis dan futuristis
• Fauve, warna palet
• Bentuk yang menjengkelkan dari gaya radikal Neoklasiklasik memacu terbentuknya gaya art deco: Boullée, Schinkel
• Art deco sering dihubungkan dengan Musik jazz, Umur Musik jazz gaya jazzy
• Motif binatang dan bentuk daun-daunan tropis; ziggurats; kristal; " sunbursts"; motif air mancur yang disesuaikan mode
• Gaya art deco juga mempengaruhi penampilan wanita, yaitu gaya atletik luwes " modern" wanita; rambut yang dipotong pendek menandakan gadis modern tahun l920-an
• Tahun teknologi mesin dimana ditemukan radio dan pemancar
• Awal pekerjaan arsitek Wiener Werkstätte; disain industri fungsional, dengan akar pada akhir abad ke sembilan belas.
• Seni “primitif” Afrika, Mesir, atau Aztec Mexico, sebagian didesain dengan gaya berbentuk kubus.
• Awal pekerjaan dan pikiran dari Weimar Bauhaus menyangkut tahap penunjukkan dirinya di dalamnya.
• Pahatan dan keramik gaya Yunani jaman kuno perancangan semakin sedikit mendekati " periode kuno"
• Bentuk fractionated, kristal dari dekoratif kubis dan futuristis
• Fauve, warna palet
• Bentuk yang menjengkelkan dari gaya radikal Neoklasiklasik memacu terbentuknya gaya art deco: Boullée, Schinkel
• Art deco sering dihubungkan dengan Musik jazz, Umur Musik jazz gaya jazzy
• Motif binatang dan bentuk daun-daunan tropis; ziggurats; kristal; " sunbursts"; motif air mancur yang disesuaikan mode
• Gaya art deco juga mempengaruhi penampilan wanita, yaitu gaya atletik luwes " modern" wanita; rambut yang dipotong pendek menandakan gadis modern tahun l920-an
• Tahun teknologi mesin dimana ditemukan radio dan pemancar
Paris adalah pusat dari seni disain art Deco, yang dilambangkan dalam mebel oleh Jacques-Emile Ruhlmann, yang kita kenal sebagai ahli desainer gaya art deco yang terbaik dan juga Jean-Jacques Rateau, yang memounyai perusahaan Süe et Mare, layar Eileen Gray, besi tempa Edgar Brandt, pabrik logam dan pernis Dunand Jean, kaca Rene Lalique dan Maurice Marinot, barang barang perhiasan dan jam oleh Cartier. Semuanya mewakili gaya art deco.
Asitektur Art Deco selain menerima ornamen-ornamen historis, langgam ini juga menerima pengaruh aliran arsitektur yang sedang berkembang saat itu. Gerakan arsitektur modern yang sedang berkembang pada saat itu bauhaus, De Stijl, Dutch Expressionism, International Style, Rationalism, Scandinavian Romanticism dan Neoclassicism, Arts and Crafts Movement, Art Nouveau, Jugendstil dan Viennese Secession. Mereka ikut mempengaruhi bentukan-bentukan arsitektur Art Deco serta memberikan sentuhan-sentuhan modern. Modern pada saat itu diartikan dengan “berani tampil beda dan baru, tampil lebih menarik dari yang lain dan tidak kuno” kesemuanya itu dimanifestasikan dengan pemilihan warna yang mencolok, proporsi yang tidak biasa, material yang baru dan dekorasi.
Gambar (1.2)
Asheville, North Carolina City Hall, 1926–1928 melambangkan gaya seni amerika yang menganut gaya Art Deco.
Asheville, North Carolina City Hall, 1926–1928 melambangkan gaya seni amerika yang menganut gaya Art Deco.
Karena banyaknya negara yang menerapkan langgam ini membuat Art Deco berkembang dengan pesat, hal ini tidak memudahkan pendefinisian langgam yang bangkit populer kembali pada tahun 60-an. Setiap negara yang menerima langgam Art Deco mengembangkannya sendiri, memberikan sentuhan lokal sehingga Art Deco di suatu tempat akan berbeda dengan Art Deco di tempat lain. Tetapi secara umum mereka mempunyai semangat yang sama yaitu menggunakan ornamen-ornamen tradisional atau historikal, sehingga langgam Art Deco merupakan langgam yang punya muatan lokal.
Meskipun pada awalnya Art Deco merupakan gaya yang mengutamakan hiasan-hiasan tradisional setempat, tetapi ia terbuka terhadap sesuatu yang baru, keterbukaan ini tercermin dalam pemakaian material yang baru dan dengan teknik yang baru, tak jarang pula mereka melakukan penggabungan material, sehingga hasil karya mereka hampir selalu inovatif dan eksperimentatif.
Perkembangan Art Deco tidak lepas dari pengaruh situasi dan kondisi jamannya, pada saat itu di Eropa sedang berlangsung revolusi industri, masyarakat terpesona oleh adanya penemuan-penemuan dan teknologi yang maju dengan pesat. Karakter-karakter teknologi yang menggambarkan kecepatan diejawantahkan ke dalam desain dalam bentuk garis-garis lengkung dan zig-zag.Gambar (1.3)
Tepi yang dibulatkan adalah karakterisitik dari art deco.
Tepi yang dibulatkan adalah karakterisitik dari art deco.
Lengkungan yang ditampilkan itu merupakan ekspresi gerak, teknologi modern dan rasa optimisme. Orang-orang sering menjuluki lengkungan itu dengan “Ocean Liner Style” hal ini mengacu pada bentuk kapal pesiar yang pada saat itu merupakan karya manusia yang patut dibanggakan, jadi bentukan kapal, bentuk lengkung dijadikan sebagai ekspresi kemoderenan.
Sesuai dengan pengaruhnya, Art Deco ditandai dengan material seperti aluminum, baja tahan-karat, pernis, kayu, sharkskin ( shagreen), dan zebraskin. Yaitu penggunaan bentuk yang berani ,berliku-liku dan bentuk kurva ( tidak sama dengan kurva berliku-liku dari art Nouveau), pola chevron, dan motif sunburst. Sebagian dari motif ini ada dimana mana- sebagai contoh motif sunburst digunakan dalam konteks bervariasi dengan contoh motif ini sering digunaka dalam sepatu para nyonya, suatu kisi-kisi radiator, aula dari Balai Kota Musik Radio dan puncak menara dari bangunan Chrysler.
Art Deco pelan-pelan menghilang dari barat setelah banyaknya bangunan yang dibangun dengan gaya art deco pada saat itu dan mulai ditertawakan oleh para kritikus bangunan sebagai gaya yang terlalu mencolok dan kemewahan yang palsu. Gaya ini kemudian diperpendek oleh sifat keras dari perang dunia ke II. Di negara-negara kolonial seperti India, gaya ini menjadi suatu pintu gerbang untuk Pandangan moderen dan tetap digunakan dalam tahun 1960. Suatu kebangkitan minat akan Art Deco datang dengan disain grafis pada tahun 1980, di mana asosiasi nya dengan film noir dan 1930 daya tarik menuju penggunaannya dalam iklan untuk barang barang perhiasan dan fesyen.
Contoh desain Art Deco
Bangunan Chicago's Carbide dan Carbon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar